Gubernur Edy Nasution Sebut Banjir di Riau Merupakan Siklus 20 Tahunan

BANJIR yang melanda hampir seluruh daerah di Provinsi Riau saat ini merupakan banjir akibat siklus 20 tahunan. Bahkan banjir yang juga merendam jalur urat nadi di Pulau Sumatra yakni jalan lintas timur (Jalintim) di Kabupaten Pelalawan hingga setinggi 1,3 meter atau sedada orang dewasa pada kilometer (Km) 83 dan Km 84 terbilang cukup ekstrem.

“Berdasarkan informasi yang diterima bahwa banjir yang terjadi bukan siklus 5 tahun, namun 20 tahun dan kondisi saat ini termasuk agak ekstrem,” kata Gubernur Riau Edy Natar Nasution usai melakukan peninjauan bencana banjir di Kabupaten Pelalawan, persisnya di Jalintim Km 75, Minggu (14/1).

Edy yang didampingi Bupati Pelalawan Zukri Misran, Kapolres Pelalawan Ajun Komisaris Besar (AKB) Suwinto dan sejumlah pejabat lainnya mengatakan rasa prihatin terhadap bencana banjir.

Baca juga : Pemerintah Kota Bandung Bantu Rehabilitas Rumah Warga yang Rusak Akibat Banjir di Braga

“Kita prihatin dan status pun ada beberapa daerah kabupaten yang meningkatkan statusnya menjadi tanggap darurat,” ujarnya.

Ia menjelaskan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau telah menetapkan status siaga darurat mulai 22 Desember 2023 sampai 31 Januari 2024 atau selama 40 hari. Namun demikian, pihaknya akan selalu memantau situasi dan kondisi.

Baca juga : Banjir Riau Makin Parah, 25 Kendaraan Mogok dan Terguling di Pelalawan

Ia mengungkapkan, berdasarkan informasi dari BMKG situasi banjir akan terjadi sampai akhir Januari 2024. Maka dari itu, Gubernur Riau mengajak seluruh elemen untuk bergerak bersama-sama.

“Situasi ini tidak bisa kita duga, sebab di beberapa daerah juga terjadi hal yang sama. Kita dari provinsi hanya bisa memberikan bantuan-bantuan untuk meringankan beban masyarakat yang terdampak,” ujarnya.

Ia berharap kepada masyarakat yang terdampak banjir untuk tetap bersabar dengan kondisi yang terjadi. Karena Pemprov Riau dan Pemkab Pelalawan akan berupaya keras agar situasi banjir bisa menjadi lebih baik.

Bupati Pelalawan Zukri Misran mengatakan dari 4.600 kepala keluarga (KK) yang terdampak, sekitar 80% masih mengungsi sebab air sudah memasuki rumah.

“Posisi yang kita tinjau bersama Pak Gubernur ini di kilometer 75 sedangkan titik rawannya atau paling dalam ada di Km 83,” jelasnya.

Sebelumnya Zukri juga mengungkapkan Jalintim merupakan urat nadi Sumatra terutama Kabupaten Pelalawan. Sedangkan kondisi banjir di Km 75 hingga Km 84 kian hari semakin dalam dan diperparah dengan banyaknya truk-truk besar yang mogok di tengah jalan.

“Untuk jangka pendek kami bersama Forkopimda Pelalawan dan berkoordinasi dengan Forkopimda Provinsi Riau untuk mencari solusi jangka pendek yang terbaik agar imbas macet akibat banjir tidak memperparah kondisi lalu lintas yang berdampak pada ekonomi di Pelalawan dan Provinsi Riau,” ungkapnya.

Ke depan, lanjutnya, untuk solusi jangka panjang pihaknya akan berkoordinasi dengan pemerintah pusat sebab status jalan adalah jalan nasional.

“Untuk jangka panjang, kami berkoordinasi bersama Pemerintah Pusat agar jalan lintas timur Km 75-84 dapat dilakukan peningkatan tinggi jalan,” pungkasnya. (Z-5)

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *