Trump Jumawa Hadapi Pemilihan di Iowa
PARA kandidat presiden dari Partai Republik berupaya mendapatkan dukungan melalui kampanye terakhir. Salah satunya Donald Trump yang menggelar rapat umum di Iowa.
Beberapa jam setelahnya, para pemilih di negara bagian tersebut akan memulai penentuan kandidat dari partai tersebut maju di pemilihan presiden pada 2024. Para kandidat sedang mengadakan acara final, namun kondisi dingin telah mempersulit hari-hari terakhir kampanye.
Kemenangan besar di Iowa akan memperkuat status Trump sebagai kandidat terdepan. Sementara itu, para pesaingnya berusaha menjadikan diri mereka sebagai alternatif utama bagi mantan presiden tersebut.
Baca juga: Mahkamah Agung AS Akan Mendengar Banding Trump
Para pemilih Partai Republik akan memberikan pilihan di 1.500 tempat pemungutan suara di seluruh negara bagian Midwestern pada Senin (15/1) malam. Semua kandidat mengingatkan para pemilih untuk berhati-hati karena cuaca dingin ekstrem, minus 30 derajat celcius.
Setelah pertarungan di Midwestern selesai, para kandidat presiden dari Partai Republik akan melanjutkan perebutan suara di negara berikutnya. Iowa memiliki catatan buruk dalam memilih calon dari Partai Republik, dan hal ini belum pernah dilakukan sejak 2000, ketika para pemilih di negara bagian tersebut mendukung George W Bush.
Baca juga: Jaksa New York Tuntut Donald Trump Sebesar US$370 Juta dalam Kasus Penipuan Properti
Trump mengadakan rapat umum di kota Indianola pada Minggu (14/1), dan menyerukan para pendukungnya untuk hadir. “Bersama-sama kita akan membuat sejarah tetapi Anda harus menunjukkannya. Hasil dari negara ini akan mengirimkan pesan ke seluruh negara dan, bahkan, ke seluruh dunia,” katanya.
Mantan presiden berusia 77 tahun ini berupaya untuk memberikan pukulan telak kepada para penantangnya dan menang dengan selisih yang besar. “Kami ingin memecahkan rekor,” katanya.
Trump mengaku percaya diri berkat hasil jajak pendapat Des Moines Register/NBC News/Mediacom yang menunjukkan dirinya unggul 30 poin dari kandidat lain. Sementara Nikki Haley, mantan duta besar AS untuk PBB, naik ke posisi kedua setelah mendapatkan momentum dalam beberapa hari terakhir.
Gubernur Florida Ron DeSantis, yang telah menginvestasikan sejumlah besar sumber daya ke Iowa, merosot ke posisi ketiga. DeSantis akan menghadapi tekanan jika kalah.
Sementara itu kemenangan di negara bagian ini akan memberikan momentum penting bagi Haley menuju pemilu berikutnya di New Hampshire. Di wilayah itu, dirinya memiliki keunggulan 10 poin dari Trump.
Setelah itu, kontes berikutnya akan diadakan di negara bagian asalnya, Carolina Selatan, tempat dia menjabat sebagai gubernur. Kemenangan di salah satu negara bagian awal ini akan membantu menjadikan Haley sebagai satu-satunya alternatif.
Pada kampanye terakhir di Iowa, Haley mendesak para pemilih untuk meninggalkan kekacauan yang telah dilakukan Trump. “Ini tergantung pada sebuah pilihan. Anda mempunyai kesempatan untuk melihat kembali masa lalu dan melanjutkan, atau maju dan memulai yang baru,” paparnya.
Namun DeSantis mengambil pendekatan lebih agresif di hari-hari terakhir kampanyenya. Dia menyerang Haley dan Trump.
DeSantis tetap mengikuti jadwal rapat umum di tengah kandidat lain banyak yang membatalkannya karena cuaca ekstrem di negara bagian tersebut. Dia bahkan melakukan tur ke 99 kota dan menghabiskan banyak waktu di negara bagian tersebut.
DeSantis telah berulang kali mempertanyakan keakuratan jajak pendapat yang menunjukkan dia berada di posisi ketiga. “Saya pikir sangat sulit untuk melakukan jajak pendapat di kaukus Iowa,” katanya. (BBC/Z-3)
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!